Petilasan Mbah Bei Citrowongso
Operator 26 September 2019 11:02:46 WIB
Nama WB/CB : Situs Peninggalan Bhey Citro Wongso
Kategori : Bangunan
Jenis Objek : Makam
Lokasi
Alamat : Karang
Desa : Botodayaan
Kecamatan : Rongkop
Kabupaten : Gunungkidul
Koordinat UTM :
UTM 49 X : 0448871; Y : 9109854;
Luas Lahan : Sekitar 500m²
Luas Bangunan/Struktur : Sekitar 1,5m²
Batas-batas
Utara : Ladang Bp.wasiman
Timur : Ladang Bp.Sumadi
Selatan : jalan umum
Barat : Ladang Bp.Wasiman
Fungsi Lama : Petilasan sadranan
Fungsi Sekarang : Petilasan sadranan
Periode : Prasejarah
Tahun Pendirian : sekitar 500 tahun yang lalu
Latar Sejarah :
Sekitar 500 tahun yang lalu terjadi kisah anatara mertua yang bernama Tiwongso dan menantu yang bernama Bhey Citro Wongso berdasarkan sejarah Bhey Citro Wongso adalah seseorang yang sangat sakti dan mempunyai pusaka-pusaka dimasa itu, Rumah Tiwongso ini terletak di padukuhan Karang, Desa Botodayaan, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak ±3 km dari Desa, ±7 dari Kecamatan, ±25 dari Kabupaten, (singkat cerita). Sang mertua memerintahkan sang menantu untuk mengikuti perang di luar negeri (yang pada saat itu ntah negeri mana) yaitu sang menantu bernama Bhey Citro Wongso yang lamanya menurut orang dulu selama 7 suro. Karena sudah terlalu lama meninggalkan rumah bahkan keluarga, mengira bahwa bhey citro wongso sudah gugur di medan perang.
Sehingga pada saat itu tiwongso memutuskan menikahkan putrinya untuk yang kedua kalinya lagi dengan laki-laki lain, dengan alasan karena Bhey Citro Wongso sudah lama sekali tidak pulang dan mereka menganggap sudah gugur di medan perang.
Setelah beberapa waktu pernikahan itu terjadi dengan suasana yang meriah dan ada pertunjukan wayang kulit. Sebelum pertunjukan itu di mulai datanglah seorang laki-laki yang terlihat aneh dan pakaian yang di pakainya sangat kusam dan kotor sekali. Tetapi laki-laki itu tidak berani menampakan diri di hadapan banyak orang.
Lelaki tersebut meminta kepada sang dalang bahwa dirinya lah yang akan memulai pembukaan pertunjukan tersebut. Dan isi dari pembukaan tersebut adalah kejadian peperangan yang di alaminya di luar negeri (ntah negeri mana pada saat itu). Sehingga orang-orang yang menyaksikan pertunjukan itu mencurigai siapa orang itu sebenarnya. Setelah selesai menceritakan kejadian peperangan tersebut beberapa saat kemudian laki-laki tersebut membanting pusakanya, di hadapan banyak orang. Dengan seketika baju dan segala apa yang dikenakan berubah. Dia menjadi laki-laki yang gagah dan bajunya berubah menjadi bagus. Dan pada saat itulah diketahui banyak orang bahwa laki-laki tersebut adalah Bhey Citro Wongso, yaitu menantu dari Tiwongso yang telah di utusnya beberapa tahun lalu untuk mengikuti perang.
Disitulah terjadi suatu kejadian besar yang sangat mengejutkan banyak orang yang sedang menyaksikan ataupun menghadiri persta pernikahan anak Tiwongso, semua menjadi kaget dan suasana menjadi carut marut dengan kejadian yang menimpa keluarga tiwongso, saat itu tidak ada mendung tiba-tiba turun hujan yang sang sangat besar dan angin kencang yang membuat bencana menimpa keluarga Tiwongso dan Citrowongso itu sendiri yaitu dengan hanyutnya rumah, beserta seluruh acara pernikahan yang akhirnya amblas ke dalam tanah sehingga segala sesuatu yang ada rata menjadi tanah. Dan saat ini petilasan Bey citrowongso sebagai tempat sadranan warga sekitar maupun penjuru yang mengenal tempat tersebut menurut kepercayaan konon katanya mereka setiap yang berkunjung dengan membawa sesuatu (uang ataupun barang (ayam, kambing, sapi dll) barang tersebut diberikan kepada jurukunci untuk diikrarkan sesuai keinginan mereka) misalnya jika seseorang itu yang mempunyai keinginan untuk menjadi pegawai, pengusaha, ataupun yang mereka inginkan) dengan kepercayaan mereka maka akan dikabulkan, yang sekarang dikenal banyak orang adalah petilasan Bey Citro Wongso. (Informan: Bp. Sumadiyono, mantan Dukuh Padukuhan Karang)
Deskripsi Objek :
Petilasan dikelilingi pohon-pohon yang sangat besa dan dibentengi pagar bumi dari arah barat, selatan, timur, ditengahnya ada bangunan kecil yang disertai kain kafan seperti makam/petilasan
Kondisi : masih terawat
Bahan Utama : Kayu
Pemilik : warga Padukuhan Karang, Botodayaan, Rongkop
Pengelola : warga Padukuhan Karang, Botodayaan, Rongkop
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |